Hatimanusia bisa dipenuhi dengan sifat dengki, kebencian bahkan dendam. Keikhlasan juga merupakan cara menenangkan hati dan pikiran saat ada masalah. Kita semua pasti memiliki masalah. Tidak mudah memang untuk kita tahu cara agar tetap istiqomah di jalan Allah. Cara membuat hati ikhlas. Setelah mengetahui ciri-ciri orang yang tidak
Hadisdi atas menjelaskan tentang pentingnya bersikap rendah hati. Manusia seringkali dihinggapi perasaan bahwa dia memiliki kelebihan di atas manusia lainnya. Entah itu dalam urusan harta, kedudukan, kecantikan dan lain-lain. Ada saja celah yang membuat manusia lupa, bahwa itu semua adalah karunia dari Allah SWT yang dititipkan kepada manusia.
Halini disebabkan oleh beberapa faktor: 1) Kurangnya penghayatan pandangan hdiup yang diyakini. 2) Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya. 3) Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya. 4) Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Orang-orang juga menerjemahkan Hanya Satu pribadi yang mampu mengubah hati manusia, dan kita hanya sebagai rasul ketika Kristus menggerakkan tangan one person by right can change the human heart, and we in truth can only be apostles when Christ is the one who moves our Kristus sendiri dapat mengubah hati manusia dan membawa kita dari kegelapan kepada terang," sambung tahu jelas-jelas itu adalah palsu, tidak bisa mengubah hati manusia, mengapa harus berbuat demikian?It knows very well that that's all fake and can't change people's hearts, so why does it insist on doing that?
Pertanyaan Jawaban Melalui Maleakhi 36, Allah menyatakan, “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.” Demikian pula di Yakobus 117 memberitahukan kita, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” Melalui Bilangan 2319, ternyatakan dengan jelas, “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” Tidak, Allah tidak mengubah pikiranNya. Ayat-ayat ini menegaskan Allah tidak berubah dan tidak dapat diubah. Namun, fakta ini nampaknya bertolakbelakang dengan apa yang dinyatakan di ayat-ayat lain, seperti misalnya Kejadian 66, “maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” Demikian pula di Yunus 310 yang mengatakan, “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.” Begitu juga di Keluaran 3214 yang menyatakan, “Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.” Ayat-ayat ini berbicara mengenai Allah “menyesali” sesuatu, dan sepertinya bertolak belakang dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Allah tidak berubah. Namun demikian, analisa lebih dalam dari ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa ini bukanlah bagian yang bisa dipakai untuk menunjukkan Allah dapat berubah. Dalam bahasa aslinya, kata “menyesal” diterjemahkan dari ungkapan bahasa Ibrani yang berarti “berbelas kasihan.” Merasa kasihan untuk sesuatu, bukan berarti ada perubahan yang terjadi. Konteksnya lebih mengenai kesedihan atas sesuatu yang telah terjadi. Pertimbangkan Kejadian 66 yang menyatakan, “menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi.” Ayat ini selanjutnya mengatakan, “…dan hal itu memilukan hati-Nya.” Ayat ini menyatakan bahwa Allah menyesal telah menciptakan manusia. Namun, jelas, Dia tidak mengubah keputusanNya. Sebaliknya, melalui Nuh, Dia mengijinkan manusia tetap ada. Kenyataan bahwa kita masih hidup sampai sekarang ini menjadi bukti nyata Allah tidak mengubah pikiranNya soal penciptaaan manusia. Konteks dari ayat ini lebih untuk memberi gambaran mengenai keadaan manusia yang hidup dalam dosa. Dosa manusia yang memicu kesedihan Allah, bukan keberadaan manusia. Pertimbangkan apa yang dikatakan di Yunus 310, …“maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.” Kata “menyesal” di sini adalah kata yang sama dalam bahasa Ibrani yang berarti “berbelas kasihan.” Mengapa Allah berbelas kasihan kepada orang-orang Niniwe? Karena mereka bertobat. Sebagai hasilnya, mereka berubah dari tidak taat kepada ketaatan. Allah sama sekali konsisten. Allah akan menghukum Niniwe karena kejahatan mereka. Namun Niniwe menyesal dan mengubah cara hidup mereka. Sebagai hasilnya, Allah berbelas kasihan kepada Niniwe. Semua ini tetap konsisten dengan karakterNya. Melalui Roma 323, kita mengetahui bahwa semua orang sudah berdosa dan tidak mencapai standar Allah. Melalui Roma 623, kita mengetahui bahwa konsekuensi dari kenyataan ini adalah kematian rohani dan jasmaniah. Jadi, penduduk Niniwe pantas untuk dihukum. Setiap manusia menghadapi situasi yang sama karena pilihan manusia sendiri untuk berdosa itulah yang memisahkan kita semua dari Allah. Manusia tidak dapat meminta Allah bertanggung jawab atas kesulitannya. Karena itu, justru akan berlawanan dengan karakter Allah kalau Dia tidak menghukum penduduk Niniwe saat mereka terus berdosa. Namun, orang-orang Niniwe berbalik menjadi taat, dan karena itu Allah memilih untuk tidak menghukum mereka sebagaimana yang semula direncanakan. Apakah perubahan sikap orang Niniwe mewajibkan Allah tetap melakukan apa yang direncanakan? Sama sekali tidak! Allah tidak punya kewajiban terhadap manusia. Allah itu baik dan adil, dan Dia memilih untuk tidak menghukum orang-orang Niniwe karena pertobatan mereka. Paling sedikit, ayat ini sebetulnya justru menunjukkan bahwa Allah tidak berubah. Jika Allah tidak menyelamatkan orang-orang Niniwe yang bertobat, hal itu justru bertentangan dengan karakter Allah. Ayat-ayat Alkitab yang menggambarkan Allah sepertinya “mengubah pikiranNya” sebenarnya hanyalah merupakan upaya manusia untuk memahami tindakan Allah. Allah yang tadinya mau melakukan sesuatu, namun sebaliknya malah terpotret melakukan sesuatu yang lain. Bagi kita, hal ini sepertinya berubah. Namun bagi Allah yang Mahakuasa dan berdaulat, itu bukanlah perubahan. Allah selalu tahu apa yang Dia perlu lakukan. Allah juga tahu apa yang Dia harus lakukan, untuk membuat manusia melakukan apa yang Dia ingin mereka lakukan. Allah mengancam menghancurkan Niniwe, karena Dia tahu bahwa hal itu akan membawa penduduk Niniwe bertobat. Allah mengancam menghancurkan Israel, karena Dia tahu Musa akan berdoa syafaat bagi mereka. Allah tidak menyesali keputusanNya, namun sedih karena respon sebagian orang terhadap keputusan-keputusanNya. Allah tidak mengubah pikiranNya, namun bertindak konsisten sesuai dengan FirmanNya, sebagai respon terhadap tindakan kita. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah Allah mengubah pikiranNya?
Ibadah Minggu, 4 Juli 2021 Pagi Hati Yer. 179-10; Ams. 423 I. Hati yang licik dan membatu Yer. 179 “Hati yang licik” berarti seseorang yang memiliki hati yang buruk, pandai menipu, licik, dan tidak jujur. Hal-hal yang jahat dalam hati manusia diperjelas oleh Tuhan Yesus sendiri Mrk. 721-23. Tidak hanya jahat, hal-hal itu juga menajiskan. Apa yang dipikirkan juga bisa diwujudkan dalam perbuatan. Sementara itu, “hati yang membatu” adalah hati yang tidak mau mendengar dan diubahkan oleh firman Tuhan Za. 712. Hal ini membuat Tuhan murka dan mengakibatkan penghukuman. II. Hati yang memancarkan kehidupan Ams. 423 Dari hati yang dalam, terpancar segala mata air hidup. Berlawanan dengan gambaran pada bagian pertama, bagian ini menggambarkan hati sebagai sesuatu yang indah. Jika seseorang percaya pada-Nya, Tuhan Yesus akan mencurahkan Roh-Nya sehingga dari hati orang tersebut akan mengalir aliran-aliran air hidup Yoh. 738-39. Orang yang menjaga hati akan mengalami hidup yang penuh berkat, bagi dirinya maupun bagi orang lain. III. Tuhan menyelidiki hati dan menguji batin Yer. 1710 Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui isi hati orang lain. Namun, Tuhan tahu persis keadaan setiap orang. Tuhan menyelidiki hati setiap orang untuk memberikan balasan setimpal dengan perilaku mereka. Semua yang ada dalam hati manusia akan nampak pada Hari Tuhan, tidak bisa lagi ditutup-tutupi Rm. 216. Tuhan akan menghakimi setiap orang dengan benar dan adil. Pada masa pandemi ini, banyak orang yang hidup dalam ketakutan. Tetapi, ada yang lebih menakutkan yaitu bila hati kita licik dan membatu. Waspadailah dosa-dosa yang masih menyelinap dalam hati kita karena itu mendatangkan kematian kekal. Milikilah hati yang memancarkan kehidupan sehingga kita mendapat hidup kekal. Kuduskan Kristus dalam hati kita 1Ptr. 315a. Amin. REFLEKSI Anda dapat mengubah hidup jika Anda mengubah hati Max Lucado PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN Bagaimana kita bisa menguji apakah hati kita merupakan hati yang licik dan membatu atau hati yang memancarkan kehidupan? Bagaimana pengaruhnya dalam relasi dengan Tuhan dan kehidupan Anda jika Tuhan mengetahui apapun yang ada dalam hati Anda? AYAT ALKITAB TERKAIT 9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu siapakah yang dapat mengetahuinya? 10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya. Yer. 179-10 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Ams. 423 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. Mrk. 721-23 Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN. Za. 712 38 “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” 39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Yoh. 738-39 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. Rm. 216 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! 1Ptr. 315a
allah mengubah hati manusia